5 Negara Penyokong Perang Abadi Israel

Putusu.com Hai semoga perjalananmu selalu mulus. Pada Blog Ini saya akan mengulas tren terbaru mengenai Konflik Israel-Palestina. Konten Yang Berjudul Konflik Israel-Palestina 5 Negara Penyokong Perang Abadi Israel Yuk

1.1. Ekspor Senjata ke Israel: Kontroversi yang Berkelanjutan
2.1. Dampak Ekspor Senjata
3.1. Argumen Mendukung Ekspor Senjata
4.1. Kesimpulan

Ekspor Senjata ke Israel: Kontroversi yang Berkelanjutan

Pada April 2023, Mahkamah Internasional memulai penyelidikan atas gugatan hukum terhadap ekspor senjata Jerman ke Israel. Dewan Hak Asasi Manusia PBB juga mengeluarkan resolusi yang menyerukan diakhirinya penjualan senjata ke Israel.

Inggris telah memberikan izin ekspor senjata senilai £42 juta ke Israel pada tahun 2022. Namun, pemerintah juga mengeluarkan 10 izin terbuka dengan nilai tidak terbatas, sehingga nilai ekspor sebenarnya tidak diketahui.

Menurut laporan Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI), senjata yang dipasok Italia ke Israel meliputi bom, rudal, dan roket. Di Inggris, lebih dari 600 pengacara, akademisi, dan pensiunan hakim telah menyatakan bahwa pasokan senjata tersebut melanggar hukum internasional.

Namun, David Cameron, Menteri Luar Negeri Inggris, menyatakan bahwa Inggris tidak akan menghentikan ekspor senjata ke Israel. Italia, di sisi lain, dilaporkan telah menghentikan pasokan senjatanya ke Israel pada Oktober 2023.

Pengawasan publik terhadap bantuan militer ke Israel meningkat setelah perang di Gaza pada Oktober 2023. Sejumlah negara telah memberikan senjata dan peralatan militer senilai ratusan juta dolar kepada Israel, meskipun rincian transfernya dirahasiakan.

AS dan Jerman adalah pemasok utama senjata Israel. AS menyediakan sekitar 68% senjata impor Israel, sementara Jerman menyediakan sekitar 30%. Israel juga mendapatkan sebagian besar senjatanya dari Italia.

Bantuan militer AS ke Israel jauh melebihi kontribusi negara lain. AS memberikan sekitar US$3,8 miliar setiap tahunnya dalam bentuk bantuan militer, yang telah stabil selama dekade terakhir.

Pada tahun 2016, AS dan Israel menandatangani Nota Kesepahaman 10 tahun mengenai bantuan militer, yang mewajibkan AS untuk memberikan bantuan sebesar US$38 miliar hingga tahun 2028.

Setelah serangan Hamas pada Oktober 2023, Senat AS mengesahkan rancangan undang-undang yang akan menyediakan US$14,1 miliar dalam belanja tambahan terkait Israel. Paket tersebut mencakup pendanaan untuk sistem pertahanan rudal, pertahanan berbasis laser, dan pengadaan amunisi.

Sebagian besar bantuan militer AS ke Israel termasuk dalam program Pembiayaan Militer Asing, yang digunakan Israel untuk membeli barang dan jasa militer AS.

Dampak Ekspor Senjata

Ekspor senjata ke Israel telah menimbulkan kekhawatiran tentang dampaknya terhadap konflik Israel-Palestina. Para kritikus berpendapat bahwa pasokan senjata tersebut memperburuk kekerasan dan melanggengkan pendudukan Israel di wilayah Palestina.

Pada tahun 2022, Dewan Hak Asasi Manusia PBB mengeluarkan resolusi yang menyerukan diakhirinya penjualan senjata ke Israel, dengan alasan bahwa hal tersebut berkontribusi pada pelanggaran hak asasi manusia.

Argumen Mendukung Ekspor Senjata

Para pendukung ekspor senjata ke Israel berpendapat bahwa hal tersebut diperlukan untuk mendukung keamanan Israel. Mereka berpendapat bahwa Israel menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok teroris dan negara-negara tetangga yang bermusuhan.

AS dan Jerman, pemasok utama senjata Israel, menyatakan bahwa transfer tersebut penting untuk mendukung keamanan Israel. Mereka berpendapat bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri.

Kesimpulan

Ekspor senjata ke Israel adalah isu yang kompleks dan kontroversial. Ada kekhawatiran tentang dampaknya terhadap konflik Israel-Palestina, sementara para pendukung berpendapat bahwa hal tersebut diperlukan untuk mendukung keamanan Israel.

Perdebatan mengenai ekspor senjata ke Israel kemungkinan akan terus berlanjut, karena konflik Israel-Palestina belum terselesaikan.